Senin, 20 April 2015

Artikel 6 Konsep Carl Rogers

Konsep Carl Rogers tentang prilaku atau kepribadian
            Konsep dasar teori Carl Rogers adalah bahwa manusia mempunyai beberapa derajat pilihan bebas dan kapasitas untuk mengarahkan diri. Ia mengakui bahwa sebagian dari prilaku manusia dikontrol, dapat diprediksi, dan berjalan sesuai dengan hukum atau aturan yang berlaku, tetapi ia beragumen bahwa nilai-nilai dan pilihan yang pentinbg berada dalam lingkup control personal. Ia juga melihat bahwa pada dasarnya manusia mempunyai sikap optimis, bergerak maju sehingga dalam kondisi yang memadai, mereka akan bertumbuh menuju aktualisasi diri.
Unsur-unsur terapi
A.     Munculnya masalah atau gangguan
Meskipun kapasitas manusia untuk melakukan kejahatan sangat besar namun pada dasarnya manusia dapat dipercaya, bersosialisasi, dan konstruktif. Mereka biasanya tahu apa yang terbaik untuk diri mereka dan akan berusaha untuk menjadi untuh dengan syarat mereka dihargai dan dimengeri oleh orang lain yang sehat, Akan tetapi Rogers juga menyadari bahwa manusia dapat menjadi brutal, sadis dan neurotic.
B.     Tujuan terapi dan peran terapis
            membantu pasien untuk lebih menyadari dan menerima dirinya yang sejati dengan mincptakan kondisi-kondisi penerimaan dan penghargaan dalam hubungan terapeutik.  Rogers berpendapat bahwa terapis tidak boleh memaksakan tujuan-tujuan atau nilai-nilai yang dimilikinya kepada pasien. 
            Peran terapis dalam terapi adalah :
1.      Terapis menghargai tanggung jawab pasien terhadap tingkah lakunya sendiri.
2.      Terapis mengakui bahwa pasien dalam dirinya sendiri memiliki dorongan yang kuat untuk menggerakan dirinya kearah kematangan (kedewasaan) serta independensi,  dan terapis menggunakan kekuatan ini dan bukan usaha-usahanya sendiri.
3.      Menciptakan suasana yang hangat dan memberikan kebebasan yang penuh dimana pasien dapat mengungkapkan atau juga tidak mengungkapkan apa saja yang diinginkannya.
4.      Membatasi tingkah laku tetapi bukan sikap ( misalnya pasien mungkin mengungkapkan keinginananya untuk memperpanjang pertemuan melampaui batas waktu yang telah disetujui, tetapi tetapi tetap mempertahankan jadwal semula.
5.      Terapis membatasi kegiatannya untuk menunjukan pemahaman dan penerimannya terhadap emosi-emosi yang sedang diungkapkan pasien yang mungkin dilakukakannya dengan memantulkan kembali dan menjelaskan perasan-perasaan pasien.
Terapis tidak boleh bertanya, menyelidiki, menyalahkan, memberikan penafsiran, menasehatkan, mengajarkan, membujuk, dan meyakinkan kembali.

Metode-metode dalam person centered Therapy
1.      Mendengarkan dan mencoba memahami bagaimana permasalahan itu terjadi dari sudut pandang klien.
2.      Memastikan jika pemahaman kita terhadap masalah klien tidak benar.
3.      Perlakukan klien dengan respek dan hormat.
4.      Terapis harus lah bersikap transparan terhadap permasalahan klien. Terapis haruslah membuka diri dan bersedia membagi apa yang dia ketahui.

Referensi :

1.      Feis, J. & Feist, G. 2010. Teori kepribadian edisi 7. Jakarta : Salemba Humanika.
2.      Semiun, Y. 2006. Kesehatan Mental 3. Yogyakarta : Kansius


Tidak ada komentar:

Posting Komentar