Jumat, 17 April 2015

Artikel 1 Terapi Psikoanalisa

                Psikoanalisis telah mencul sebagai metode penyembuhan dan bukan hanya sekedar  sebagai teori kepribadian. Istilah psilkoanalisa masih dipergunakan sebgai teknik pengobatan untuk berbagai  jenis penyakit tertentu.
            Terapi psikoanalisa adalah metode terapi berdasarkan konsep Freud. Tujuan psikoanalisa adalah menyadarkan individu akan konflik yang tidak disadarainya dan mekanisme pertahanan yang digunakannya untuk mengendalikan kecemasannya. Hal yang paling penting dalam terapi ini untuk mengatasi hal-hal yang menekan pasien. Metode ini dilakukan pada saat pasien skizofrenia sedang “kambuh”. Macam terapi psikoanalisa yang dapat dilakukan adalah asosiasi bebas.
            Pada teknik terapi ini, penderita didorong untuk  membebaskan pikiran dan perasaan dan mengacaukan apa saja yang ada dalam pikirannya. Pada teknik ini, penderita didukung untuk bisa berada dalam kondisi rileks baik fisik maupun mental dengan cara tidur di sofa.  Ketika pasien dinyatakan sudah pada keadaan rileks, maka pasien harus mengungkapkan hal yang dipikirkan pada saat itu secara verbal.  Pada saat pasien tidur di sofa dan disuruh menyebutkan berbagai macam pikiran dan masalah yang ada dibenaknya maka pasien mengalami blocking. Maka hal ini merupakan manifestasi dari keadaan kelebihan tekanan. Hal yang ditekan biasanya berhubungan dengan dorongan vital seperti seksual dan agresi.
            Tekanan (Represi) anger dan hostile merupakan salah satu bentuk intrapsikis yang bisa menyebabkan blocking. Menurut Freud, apabila terjadi blocking dalam proses asosiasi bebas, maka pasien akan melakukan analisis. Hasil analisisnya akan menimbulkan insight. Analisis waktu terjadinya blocking bertujuan agar pasien mampu menempatkan konfliknya lebih proposional, sehingga pasien mengalami suatu proses penurunan ketegangan dan pasien lebih toleran terhadap konflik yang dialaminya.
            Pasien diberikan kesempatan untuk dapat mengungkankan segala traumatic events dan keinginann-keinginnan yang ditekan. Waktu ini disebut moment cartasis. Disini pasien diberikan kesempatan atau kebebasan  untuk mengeluarkan uneg-uneg yang ia rasakan, sehingga terjadi pengurangan pelibatan emosi dalam menyelesaikan masalah yang dialaminya. Pasien akan seolah-olah sendirian berbicara penuh kebebasan.
            Dalam usaha membantu pasiennya freud memberikan kesempatan kepada pasien untuk berbicara bebas. Pembicaraan ini diharapkan segala ingatannya yang di repressed, segala kemaunnya yang di repressed, muncul kembali kealam sadarnya membuat rekontruksi baru dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. 
            Dalam teknik asosiasi bebas ini terdapat 2 proses transference (pemindahan), yaitu suatu keadaan dimana pasien menempatkan terapis sebagai figure substitusi dari figure yang sebenarnya menimbulkan masalah bagi pasien.
1.      Tranference positif, yaitu apabila terapis menggantikan figure yang disukai oleh pasien.
2.      Transference negative, yaitu terapis menggantikan figure yang dibenci oleh pasien.
              Dari uraian tersebut terapi psikoanalisa bukanlah terapi yang pasif. bahwa terapi ini bukan sekedar mengarahkan pembicaraan pasien dan terapis hanya mendengarkan namun pasien sendirilah yang mengarahkan pembicaraannya dan akan menemukan ketenangan dari masalah yang ditekannya dialam bawah sadar dengan dibantu sedikit campur tangan atau ikut sertanya tenaga-tenaga yang professional. Sehingga pasien dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungannya yang baru.


Referensi :
Ali, M. 2007. ILMU DAN APLIKASI PENDIDIKAN Bagian I: Ilmu Pendidikan Teoretis. Jakarta: PT Imtima
Fdhli. A. 2010. Buku Pintar Kesehatan Anak. Yogyakarta : Galangpress.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar