Psikoanalisis
telah mencul sebagai metode penyembuhan dan bukan hanya sekedar sebagai teori kepribadian. Istilah
psilkoanalisa masih dipergunakan sebgai teknik pengobatan untuk berbagai jenis penyakit tertentu.
Terapi psikoanalisa adalah metode
terapi berdasarkan konsep Freud. Tujuan psikoanalisa adalah menyadarkan
individu akan konflik yang tidak disadarainya dan mekanisme pertahanan yang
digunakannya untuk mengendalikan kecemasannya. Hal yang paling penting dalam
terapi ini untuk mengatasi hal-hal yang menekan pasien. Metode ini dilakukan
pada saat pasien skizofrenia sedang “kambuh”. Macam terapi psikoanalisa yang
dapat dilakukan adalah asosiasi bebas.
Pada teknik terapi ini, penderita
didorong untuk membebaskan pikiran dan
perasaan dan mengacaukan apa saja yang ada dalam pikirannya. Pada teknik ini,
penderita didukung untuk bisa berada dalam kondisi rileks baik fisik maupun
mental dengan cara tidur di sofa. Ketika
pasien dinyatakan sudah pada keadaan rileks, maka pasien harus mengungkapkan
hal yang dipikirkan pada saat itu secara verbal. Pada saat pasien tidur di sofa dan disuruh
menyebutkan berbagai macam pikiran dan masalah yang ada dibenaknya maka pasien
mengalami blocking. Maka hal ini
merupakan manifestasi dari keadaan kelebihan tekanan. Hal yang ditekan biasanya
berhubungan dengan dorongan vital seperti seksual dan agresi.
Tekanan (Represi) anger dan hostile merupakan salah satu bentuk intrapsikis yang bisa
menyebabkan blocking. Menurut Freud,
apabila terjadi blocking dalam proses asosiasi bebas, maka pasien akan
melakukan analisis. Hasil analisisnya akan menimbulkan insight. Analisis waktu terjadinya blocking bertujuan agar pasien mampu menempatkan konfliknya lebih
proposional, sehingga pasien mengalami suatu proses penurunan ketegangan dan pasien
lebih toleran terhadap konflik yang dialaminya.
Pasien diberikan kesempatan untuk
dapat mengungkankan segala traumatic
events dan keinginann-keinginnan yang ditekan. Waktu ini disebut moment cartasis. Disini pasien diberikan
kesempatan atau kebebasan untuk
mengeluarkan uneg-uneg yang ia rasakan, sehingga terjadi pengurangan pelibatan
emosi dalam menyelesaikan masalah yang dialaminya. Pasien akan seolah-olah sendirian
berbicara penuh kebebasan.
Dalam usaha membantu pasiennya freud
memberikan kesempatan kepada pasien untuk berbicara bebas. Pembicaraan ini
diharapkan segala ingatannya yang di repressed,
segala kemaunnya yang di repressed,
muncul kembali kealam sadarnya membuat rekontruksi baru dan dapat menyesuaikan
diri dengan lingkungannya.
Dalam teknik asosiasi bebas ini
terdapat 2 proses transference
(pemindahan), yaitu suatu keadaan dimana pasien menempatkan terapis sebagai
figure substitusi dari figure yang sebenarnya menimbulkan masalah bagi pasien.
1. Tranference
positif, yaitu apabila terapis menggantikan figure yang disukai oleh pasien.
2.
Transference negative, yaitu terapis
menggantikan figure yang dibenci oleh pasien.
Dari
uraian tersebut terapi psikoanalisa bukanlah terapi yang pasif. bahwa terapi
ini bukan sekedar mengarahkan pembicaraan pasien dan terapis hanya mendengarkan
namun pasien sendirilah yang mengarahkan pembicaraannya dan akan menemukan
ketenangan dari masalah yang ditekannya dialam bawah sadar dengan dibantu
sedikit campur tangan atau ikut sertanya tenaga-tenaga yang professional.
Sehingga pasien dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungannya yang baru.
Referensi
:
Ali, M. 2007. ILMU
DAN APLIKASI PENDIDIKAN Bagian I: Ilmu
Pendidikan Teoretis. Jakarta: PT Imtima
Fdhli. A.
2010. Buku Pintar Kesehatan Anak.
Yogyakarta : Galangpress.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar