Senin, 20 April 2015

Artikel 5 konsep dasar teori humanistik eksistensial

Konsep dasar teori Humanistik eksistensial
A. Perilaku atau kepribadian
1. Kesadaran diri
            Manusia memiliki kesanggupan untuk menyadari dirinya sendiri, suatu kesanggupan yang unik dan nyata yang memungkinkan manusia mampu berpikir dan memutuskan. Semakin kuat kesadaran diri itu pada seseorang, maka akan semakin besar pula kebebasan yang ada pada orang itu. Kesanggupan untuk memilih alternative – alternatif yakni memutuskan secara bebas di dalam kerangka pembatasnya adalah suatu aspek yang esensial pada manusia.
2. Kebebasan, tanggung jawab, dan kecemasan
            Kesadaran atas kebebasan dan tanggung jawab dapat menimbulkan kecemasan yang menjadi atribut dasar pada manusia. Kecemasan eksistensial juga bisa diakibatkan oleh kesadaran atas keterbatasannya dan atas kemungkinan yang tak terhindarkan untuk mati. Kesadaran atas kematian memiliki arti penting bagi kehidupan individu sekarang, sebab kesadaran tersebut menghadapkan individu pada kenyataan bahwa dia memiliki waktu yang terbatas untuk mengaktualkan potensi – potensinya.
3. Penciptaan Makna
            Manusia itu unik, dalam artian bahwa dia berusaha untuk menemukan tujuan hidup dan menciptakan nilai-nilai yang akan memberikan makna bagi kehidupan. Pada hakikatnya manusia memiliki kebutuhan untuk berhubungan dengan sesamanya dalam suatu cara yang bermakna, sebab manusia adalah makhluk rasional. Kegagalan dalam menciptakan hubungan yang bermakna dapat menimbulkan kondisi-kondisi keterasingan dan kesepian. Manusia juga berusaha untuk mengaktualkan diri yakni mengungkapkan potensi – potensi manusiawinya sampai taraf tertentu.

Penjelasan dari unsur-unsur terapi
A.        Munculnya masalah atau gangguan
                Terapi Eksistensial Humanistik menekankan kondisi-kondisi inti manusia dan menekankan kesadaran diri sebelum bertindak. Perkembangan kepribadian yang normal berlandaskan keunikan masing-masing individu. Berfokus pada saat sekarang dan akan menjadi apa seseorang itu, yang berarti memiliki orientasi ke masa depan. Maka dari itu, Pendekatan ini mengurangi tekanan pada tekniknya dan prioritas diberikan untuk memahami dunia atau kehidupan klien. Karena menurut pendekatan ini apabila mendekati manusia hanya dalam hal teknik sama dengan memanipulasi mereka dan hal tersebut bertentangan dengan eksistensi itu sendiri.
B.     Tujuan terapi dan peran terapis
Tujuan terapi eksistensial adalah:
  1. Menyajikan kondisis-kondisi untuk memaksimalkan kesadaran diri dan pertumbuhan klien.
  2. Menghapus penghambat-penghambat aktualisasi potensi pribadi.
  3. Membantu klien menemukan dan menggunkan kebebasan memilih dan memperluas kesadaran diri.
  4. Membantu klien agar bebas dan bertanggung jawab atas arah kehidupannya sendiri.

Peran terapis adalah:
1.    Konselor membantu klien dalam mengidentifikasi dan mengklarifikasi asumsi mereka terhadap dunia.
2.      Klien didorong agar bersemangat untuk lebih dalam meneliti sumber dan otoritas dari sistem mereka
3.     Klien didorong untuk mengaplikasikan nilai barunnya dengan jalan yang konkrit.

Penjelasan dari teknik- teknik dalam aliran humanistic eksistensial.
          Teknik –teknik yang digunakan dalam konseling eksistensial-humanistik, yaitu :
1.      Penerimaan
2.      Rasa hormat
3.      Memahami
4.      Menentramkan
5.      Memberi dorongan
6.      Pertanyaan terbatas
7.      Memantulkan pernyataan dan perasaan klien
8.      Menunjukan sikap yang mencerminkan ikut merasakan apa yang dirasakan klien
Bersikap mengijinkan untuk apa saja yang bermakna

Referensi :


2.      Corey, G. (2007). Teori dan praktek konseling dan psikoterapi. Bandung: Refika Aditama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar