Konsep dasar teori
psikoanalisis tentang kepribadian
A.
Kesadaran
Tingkat
kehidupan Mental terbagi menjadi dua tingkat, alam tidak sadar dan alam sadar.
Alam tidak sadar menjadi dua tingkat alam tidak sadar dan alam bawah sadar.
1. Alam
tidak sadar : menjadi tempat segala dorongan, desakan maupun insting yang tak
kita sadari tetapi ternyata mendorong perkataan, perasaan dan tindakan kita.
Alam tidak sadar bukan berarti bersifat tidak aktif atau dorman.
Dorongan-dorongan dialam tidak sadar terus menerus berupaya agar disadari dan
kebanyakan berhasil masuk kealam sadar, sekalipun tak muncul dalam bentuk asli.
Pikiran – pikiran yang tak disadari ini bisa dan memeang memotivasi manusia. Di
alam tidak sadar terjadi pembuatan reaksi yaitu bentuk yang berlebihan dan
penuh kepura-puraan.
2. Alam
bawah sadar : Alam bawah sadar ini memuat semua elemen yang tak disadari,
tetapi bisa muncul dalam kesadaran dengan cepat atau agak sukar. Isi alam bawah
sadar ini datang dari dua sumber yaitu pertama adalah persepsi sadar. Apa yang
dipersipkan orang secara sadar dalam waktu singkat akan segera masuk ke dalam
alam bawah sadar selagi fokus perhatian beralih ke pemikiran lain. Sumber yang
kedua adalah alam tidak sadar. Freud yakin bahwa pikiran bisa menyelinap dari
sensor yang ketat dan masuk kealam bawah sadar dalam bentuk yang tersembunyi
baik dalam bentuk mimpi, salah ucap, ataupun dalam bentuk pertahanan diri yang
kuat.
3. Alam
sadar : yang memainkan peran tak berarti teori psikoanalisis, didefinisikan
sebagai elemen-elemen mental yabg setiap saat berada dalam kesadaran. Ini
adalah satu-satunya tingkat kehidupan mental yang bisa langsung kita raih.
B.
Struktur kepribadian
Freud memperkenalkan model
struktur kepribadian yang terdiri dari tiga bagian : yaitu (1) id adalah bagian
inti dari kepribadian yang sepenuhnya tak disadari. Id tak punya kontak dengan
dunia nyata, tetapi selalu berupaya untuk meredam ketegangan dengan cara
memuaskan hasrat-hasrat dasar. Ini dikarenakan fungsi id yang dikenal sebagai
prinsip kepuasan. (2) Ego dalah salah satunya wilayah yang memiliki kontak
dengan realitas. Ego dikendalikan oleh prinsip kenyataan yang berusaha
menggantikan prinsip kesenangan milik id. Wilayah Ego adalah pengambil
keputusan dari kepribadian. (3) Super ego adalah wilayah yang mewakili
aspek-aspek moral dan ideal dari kepribadian serta dikendalikan oleh prinsip-prinsip
moralitas dan idealis yang berbeda dari prinsip kesenangan dari id dan prinsip
realitas dari ego.
C.
Mekanisme pertahanan ego
1. Represi
: Mekanisme pertahanan yang paling sada. Manakala ego terancam oleh
dorongan-dorongan id yang tidak dikehendaki, ego melindungi dirinya dengan
merepresi dorongan-dorongan tersebut dengan cara memaksa perasaan-perasaan
mengancam masuk kealam tidak sadar.
2. Pembentukan
reaksi : Salah satu cara agar dorongan yang ditekan tersebut bisa disadari
adalah dengan cara menyembunyikan diri dalam selubung yang sama sekali
bertentangan dengan bentuk semula. Perilaku reaktif ini bisa dikenali dari
sifatnya yang berlebih-lebihan dan bentuk yang obsesif juga kompulsif.
3. Pengalihan
: Freud meyakini bahwa pembentukan reaksi terbatas hanya pada satu objek
tunggal. Namun pada pengalihan orang bisa mengarahkan dorongan-dorongan yang
tak sesuai ini pada sejumlah orang atau objek sehingga dorongan aslinya
terselubung atau tersembunyi.
4. Fiksasi:
Jika seseorang mengalami kecemasan maupun stress biasanya ego akan mengambil
strategi untuk tetap bertahan ditahap
psikologis saat ini, yang lebih nyaman. Secara teknis, fiksasi merupakan
ketikatan permanen dari libido pada tahap perkembangan sebekumnya yang lebih
primitif.
5. Regresi
: Pada saat libido melewati tahap perkembangan tertentu, dimsas-masa penuh
stress dan kecemasan, libido bisa kembali ketahap yang sebelumnya. Langkah
mundur ini disebut dengan regresi.
6. Proyeksi
: Manakala dorongan dari dalam menyebabkan kecemasan yang berlebihan, ego
biasanya mengurangi rasa cemas tersebut dengan mengarahkan dorongan yang tak
diinginkan ke objek eksternal biasanya ke orang lain.
7. Introyeksi
: mekanisme pertahanan dimana seseorang meleburkan sifat-sifat positif orang
lain ke dalamn egonya sendiri.
8. Sublimasi
: Sublimasi merupakan represi dari tujuan genital dari eros dengan cara
menggantinya ke hal-hal yang bisa diterima baik secara cultural maupun sosial.
D.
Perkembangan Psikoseksual
Bagi freud, empat atau lima tahun pertama atau tahap infantile yaitu
anak-anak mempunyai ketertarikan pada alat kelamin mereka, menyuakai kesenangan
seksual dan mengungkapkan rangsangan seksual. Pda tahap ini terbagi menjadi
fase oral, fase anal dan fase falik. Tahap tersebut dilanjutkan dengan enam
sampai tujuh tahun periode laten dimana pertumbuhan seksual tidak atau sedikit
terjadi. Kemudian pada masa puber mulailah kehidupan seksual yaitu tahap
genital. Perkembangan psikoseksual kemudian mencapai puncaknya pada kedewasaan.
Penjelasan
unsur-unsur terapi:
A. Munculnya
masalah atau gangguan
Study mengenai hysteria dapat diangap sebagai awal psikoanlisis. Freud
berpendapat bahwa dengan abreaksi pasien dapat mencapai akbiat “kartasis” yang
sempurna dan dengan demikian bebas dari simtom histertikal. Selanjutnya
pengalaman ini akan hilang dari ingatan pasien dalam keadaan normal dan hanya
dapat diingat kembali dengan hypnosis. Hysteria adalah gangguan dimana secara
spontan menghidupkan kembali peristiwa-peristiwa masa lampau yang traumatik.
B. Tujuan
terapi dan peran terapis
Menurut freud tujuan utama terapi psikoanalisa adalah untuk
mengungkapkan ingatan-ingatan yang direpresikan. merubah apa yang tak sadar
menjadi sadar dan terapi bekerja hanya sejauh berada dalam keadaan untuk
menghasilkan perubahan itu.
Pasien diberikan kesempatan untuk dapat mengungkankan segala traumatic events dan
keinginann-keinginnan yang ditekan. Waktu ini disebut moment cartasis. Disini pasien diberikan kesempatan atau
kebebasan untuk mengeluarkan uneg-uneg
yang ia rasakan, sehingga terjadi pengurangan pelibatan emosi dalam
menyelesaikan masalah yang dialaminya. Pasien akan seolah-olah sendirian
berbicara penuh kebebasan.
Dalam usaha membantu pasiennya freud
memberikan kesempatan kepada pasien untuk berbicara bebas. Pembicaraan ini
diharapkan segala ingatannya yang di repressed,
segala kemaunnya yang di repressed,
muncul kembali kealam sadarnya membuat rekontruksi baru dan dapat menyesuaikan
diri dengan lingkungannya.
Penjelasan
teknik-teknik terapi :
1. Free
association : pasien diminta untuk mengungkapkan dengan kata-kata apa saja yang
muncul dalam pikirannya dengan tanpa memperhatikan apakah yang dikemukakan itu
tidak relevan atau menjijikan . Tujuan asosiasi bebas adalah untuk mencapai
ketidaksadaran dengan bertolak dari pikiran sadar sekarang dan mengikutinya
melalaui suatu rentetan asosiasi-asosiasi sampai kemana saja ia membawanya.
Proses ini tidak mudah dan beberapa pasien tidak pernah menguasainya.
2. Analisis
mimpi : Teknik analisis mimpi adalah teknik terapeutik yang disukai freud.
Dalam menginterpretasikan mimpi , freud akan meminta kepada pasien-pasiennya
untuk mengungkapkan suatu mimpi dan semua pikiran yang berkaitan dengannya.
Selain meminta asoiasi-asosiasi dari orang yang bermimpi, freud menggunakan
simbolisme untuk menginterpretasikan mimpi. Meskipun ia akanmengemukakan
kemungkinan arti dari symbol-simbol itu, pasien harus menerima interpretasi
symbol-simbol itu dan membuat asosiasi tambahan terhadap gambaran-gambaran
mimpi.
3. Analisis
trasnsference : Transferensi adalah perasaan seksual atau agresif yang kuat
positif atau negative yang dikembangkan pasien terhadap analisanya selama
perawatan. Perasaan transferensi diperoleh terapis dan hanya dipindahkan
kepadanya dari pengalaman pasien sebelumnya, biasanya pengalaman dengan
orangtuanya. Dengan kata lain perasaan pasien terhadap terapis adalah sama
dengan perasaan sebelumnya terhadap salah satu atau kedua orang tua. Sejauh
perasaan ini memanifestasikan dirinya sebagai perhatian atau cinta (
transferensi positif) maka transferensi tidak menggangu proses perawatan.
Bahkan menjadai bagian yang berpengaruh terhadap proses terapeutik.
Transferensi poritif memungkinkan pasien untuk menghidupkan kembali pengalaman-pengalaman
masa kanak-kanak dalam iklim perawatan analitik yang tidak mengancam. Akan
tetapi transferensi negative dalam bentuk permusuhan harus diketahui terapis
dan menjelaskan kepada pasien suapaya ia dapat mengatasi setiap resistensi
terhadap perawatan.
4. Analisis
resisten : resistensi yang mengacu pada macam-macam respon tak sadar yang
digunakan pasien untuk menghambat kemajuannya sendiri dalam terapi dapat
dilihat sebagai tanda positif karena menunjukan terapi telah berkembang
melebihi bahan yang dangkal.
Referensi :
1. Semiu,
Y. 2006. Teori kepribadian dan teori
psikoanalitik freud. Yogyakarta : Kansius
2. Feis,
J. & Feist, G. 2009. Teori
kepribadian edisi 7. Jakarta : Salemba Humanika.