Banyak orang menganggap
bahwa psikoterapi dan konseling itu sama atau menganggap bahwa dalam
psikoterapi pasti terdapat konseling namun sebenarnya antara psikoterapi dengan
konseling sangatlah beberbeda. Berikut uraian mengenai perbedaan psikoterapi
dengan konseling:
Konseling
1. Dalam
konseling penerapannya lebih bersifat praktis, dapat dilakukkan setiap hari dan
cenderung lebih kepada mencari pemecahan masalah.
2. Konseling
berkaitan dengan pemberian nasehat.
3. Dapat
dilakukan semua orang mulai dari pemuka agama sampai ke konselor professional. Namun
ada baiknya carilah konselor yang professional agar terjalin konseling yang
lebih formal.
4. Konseling
lebih kearah percakapan yang membahas suatu masalah antara konselor dengan
kli
5. Ada
kontrak dalam konseling, maksudnya pertemuan antara konselor dan terapis harus
dibatasi tidak bisa berjangka lama. Untuk mengahindari hubungan yang erat
diluar proses konseling.
6. Konselor
lebih fokus kearah mendengarkan masalah klien.
7. Untuk
masalah yang sangat serius tidak dapat diatasi hanya dengan konseling perlu
dengan upaya lain.
Psikoterapi
1. Dalam
psiloterapi penerapannya dapat dilakukan dalam jangka panjang dan lebih
mendalam.
2. Psikoterapi
berkaitan dengan penyakit klinis atau mental.
3. Berbeda
dengan konseling yang bisa dilakukan oleh semua orang, pada psikoterapi orang
yang menangani haruslah orang yang berkualitas dan profesional dibidangnya.
4. Psikoterapi
menggunakan teknik khusus dalam penerapannya biasanya yang lebih banyak
digunakan adalah teknik psikologi Freudian dimana berpusat pada ketidaksadaran.
5. Tidak
ada kontrak dalam psikoterapi, jika dirasa telah lebih tenang biasanya terapi disudahi
tidak dilanjutkan dan dapat datang kembali jika masalah itu muncul lagi.
6. Tergantung
jenis terapi jika menggunakan teknik psikoanalisa menitikberatkan pada pikiran
tak sadar bahwa pasien dapat leluasa mengungkapkan masalahnya yang tersimpan didalam
alam bawah sadarnya, kognitif menitikberatkan pada pola-pola pikiran,
humanistic menitikberatkan pada respon-respon emosional negative atau behavior
menitikberatkan pada perubahan tingkah laku.
7. Dapat
menjadi salah satu alternative untuk masalah yang cukup serius.
Pendekatan terhadap mental illness
Menurut J.P.Chaplin pendekatan psikoterapi terhadap mental illness, yaitu :
A. Biological
Meliputi keadaan mental
organic, penyakit afektif, psikosis dan penyalahgunaan zat. Menurut Dr. John
Grey, Psikiater Amerika (1854) pendekatan ini lebih manusiawi. Pendapat yang
berkembang waktu itu adalah penyakit mental disebabkan karena kurangnya
insulin.
B. Psychological
Meliputi suatu
peristiwa pencetus dan efeknya terhadap perfungsian yang buruk. Sekuel pasca-traumatic,
kesedihan ynag terselesaikan, krisis perkembangan, gangguan pikiran, dan respon
emosisonal penuh stress yang ditimbulkan. Selain itu pendekatan ini juga
meliputi pengaruh sosial, ketidakmampuan individu beribteraksi dengan
lingkungan dan hambatan pertumbuhan sepanjang hidup individu.
C. Sosiological
Meliputi kesukaran pada
system dukungan sosial, makna sosial atau budaya dari gejala dan masalah
keluarga. Dalam pendekatan ini harus mempertimbangkan pengaruh proses-proses
sosialisasi yang berlatar belakangan kondisi sosio-budaya tertentu.
D. Philosopic
Kepercayaan terhadap
martabat dan harga diri seorang dan kebebasan diri seseorang untuk menentukan
nilai dan keinginannya. Dalam pendekatan ini dasar filsafatnya tetap ada yakni
menghargai system nilai yang dimiliki oleh klien, sehingga tidak ada istilah
keharusan atau pemaksaan.
Bentuk-Bentuk Terapi
Bentuk-Bentuk Terapi
Berdasarkan
tujuan dan pendekatan metodis, Wolberg membagi perawatan psikoterapi menjadi
tiga (3) tipe, yaitu : Supportive,
reeducative, dan reconstructive.
1.
Penyembuhan Supportif (Supportive
Therapy) adalah bentuk psikoterapi yang memberikan dukungan kepada pasien
yang berada dalam keadaan krisis atau trauma psikologis yang mempunyai tujuan
untuk :
a.Memperkuat benteng pertahanan
(harga diri atau kepribadian)
b.Memperluas mekanisme pengarahan
dan pengendalian emosi atau kepribadian
c.Pengembalian pada penyesuaian diri
yang seimbang.
Penyembuhan supportif ini dapat
menggunakan beberapa metode dan teknik pendekatan, diantaranya :
- Bimbingan (Guidance)
- Mengubah lingkungan (Environmental Manipulation)
- Pengutaraan dan penyaluran arah minat
- Tekanan dan pemaksaan
- Penebalan perasaan (Desensitization)
- Penyaluran emosional
- Sugesti
- Penyembuhan inspirasi berkelompok (Inspirational Group Therapy)
- Ventilasi; member kesempatan seluas-luasnya kepada pasien untuk mengungkapkan ke isi hatinya sehingga membuatnya lega.
Sikap terapis : menjadi pendengar
yang baik dan penuh pengertian.
2.
Penyembuhan Redukatif (Reeducative
Therapy)
Suatu metode pnyembuhan yang
mempunyai bertujuan untuk mengusahakan penyesuaian kembali, perubahan atau
modifikasi sasaran/tujuan hidup, dan untuk menghidupkan kembali potensi. Adapun
metode yang dapat digunakan antara lain
a. Penyembuhan sikap (attitude
therapy)
b. Wawancara (interview
psychtherapy)
c. Penyembuhan terarah
(directive therapy)
d. Psikodrama, dll
3.Penyembuhan Rekonstruktif (Reconstructive Therapy)
Penyembuhan rekonstruktif mempunyai
tujuan untuk menimbulkan pemahaman terhadap konflik yang tidak disadari agar
terjadi perubahan struktur karakter dan untuk perluasan pertumbuhan kepribadian
dengan mengembangkan potensi. Metode dan teknik pendekatannya
antara lain :
a. Psikoanalisis
b. Pendekatan transaksional
(transactional therapy)
c. Penyembuhan analitik
berkelompok bisa bersifat homogen atau heterogen.
Referensi
:
1. Morrison,
paul & Burnard, Philip .1997. Caring
and Communicating : the interpersonal relationship in nursing, 2nd
ed. New York : Palgrave
3. Chaplin,
J. P. 2006. Kamus Lengkap Psikologi.
Jakarta : Raja Grafindo Persada.